Selalu tidak mudah untuk komiemen bersama

Kadang itu yang pernah saya rasakan ketika mencoba menjalankan usaha dengan bekerja sama dengan teman sendiri. Tapi logisnya jika bukan teman sendiri lalu mau bekerja sama dengan siapa lagi?

Namun ini sebuah dilema, kadang nilai profesional sedikit luntur. Jadinya bakal serba salah dalam menyikapinya. Persoalan yang paling mendasar yakni adalah masalah prioritas. Tiap orang menjalani kehidupan pribadinya masing – masing, bukan kehidupan orang lain. Dan membagi waktu adalah pekerjaan paling merepotkan. Memang kita tidak bisa lepas dari kesibukan pribadi masing – masing.

Pekerjaan adalah kepentingan bersama, tergantung pribadi seseorang apakah lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentigan bersama. Dalam sebuah perusahaan ada seseorang (atau lebih) yang harus bekerja ekstra demi berlangsungnya “kehidupan” dari perusahaan tersebut. Sisanya adalah karyawan atau staf, yang mana hanya menunggu untuk diperintah, bekerja sesuai jam kerjanya saja, tidak ikut memikirkan bagaimana perusahaan kedepannya.

Contoh kasusnya kemarin ketika mencoba me-rekrut staf yang masih menyandang status sebagai seorang mahasiswa, dan…. itu adalah teman dekat juga. Dilema juga, memintanya untuk lebih memprioritaskan pekerjaan adalah sama artinya dengan menyuruhnya untuk berhenti kuliah -_-

Ketika dibiarkan untuk lebih memprioritaskan kuliah, pekerjaan, tugas, dan fungsinya terlantar. Hal ini tidak bisa dibiarkan, kita tidak bisa menunggu dia untuk mengerjakan sesuatu, sangat sangat tidak profesional. Hingga akhirnya kita mengambil langkah tegas.

Begitulah dinamika dunia kerja, bagi entrepreneur muda hal yang terpenting dalam memuliah sebuah pekerjaan adalah komitmen bersama, jika salah satu tidak bisa memastikan komitment nya jangan harap usaha tersebut akan bertahan lama.

Dan terakhir ketika membutuhkan staf / karyawan sebaiknya memilih yang dapat memPASTIkan sekian waktunya untuk bekerja.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan