Menggapai akademik (lagi) di Jogja

Yogyakarta! Kota yang padat dengan hiruk pikuk keakademikan. Ratusan perguruan tinggi berdiri di sana. UGM salah satunya, kampus yang cukup menjadi favorit bagi para calon mahasiswa.

Saat ini merupakan tahun kedua saya menjalani kegiatan akademik sebagai mahasiswa lagi, di UGM. Setelah beberapa lama menggalau untuk memilih antara fikus dalam wiraswasta atau melanjutkan studi ke jenjang berikutnya (Master). Naum setelah berdiskusi dengan orang tua dan sahabat di tempat kerja yang sekarang, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan studi, namun dengan tetap mengerjakan tugas-tugas kantor di Lombok (remote working).

Warga MTETI 2015 UGM
Warga MTETI 2015 UGM

Dark side

Mulai dari tujuan studi, saya sendiri belum mendapatkan gambaran pasti mengenai jalur yang akan ditempuh setelah selesai studi. Kemanapun takdir menentukan jalan yang akan saya tempuh, yang terpenting untuk dibahas adalah kuliah sambil kerja (red: kerja sambil kuliah) itu sucks.

Berkuliah dengan menggunakan biaya sendiri memang memiliki suatu nilai kebanggaan tersendiri, sebagai konsekuensinya porsi untuk studi harus rela untuk dibagi. Itu terasa sekali. Sejauh ini saya lebih banyak mengerjakan pekerjaan kantor dibanding tugas-tugas kuliah, bahkan thesis jarang sekali tersentuh. Bukan karena tuntutan kantor, tapi memang bekerja itu lebih “menyenangkan” dibandingkan berkuliah.

Light side

Research. Bidang keilmuan baru yang saya dapat selama kuliah. Sejak memutuskan untuk melanjutkan studi nuansa akademik begitu terasa sekali, dibandingkan jenjang sebelumnya. Masa kuliah S1 terasa tidak ada apa-apanya, materi kuliah masih bisa dikatakan dasar (relatif), intinya kuliah S2 itu susah. Susah dalam hal ini adalah cakupan fokusnya lebih spesifik, menyelem lebih dalam terhadap topik tertentu.

Paper. Ini merupakan indikator penting dalam pencapaian sebuah penelitian (research). Setiap state yang telah dicapai harus dipublikasikan dalam bentuk paper (conferences) untuk memberikan impact atau kontribusi dalam dunia penelitian. Banyak menggali referensi merupakan rutinitas baru yang harus (perlu) dilakukan untuk tetap up-to-date terhadap bidang keilmuan tertentu.

Singkat cerita, keputusan untuk lanjut studi ini memberikan pencerahan dan wawasan yang penting dalam hidup saya.

May the force be with me!

1 Comment

Tinggalkan Balasan