Banyak kontroversi mengenai momen peringatan kelahiran nabi besar Muhammad SAW yang diadakan setiap tahunnya oleh umat muslim seluruh dunia. Sebagaimana yang ditulis oleh wikipedia, ada yang menyatakan bid’ah dengan merayakan maulid nabi karena tidak tertulis dalam Al-Quran dan Al-Hadits, pendapat lainnya menyatakan sebaliknya yakni dapat menjadi ajang motivasi untuk mengajak serta mengingatkan umat islam agar meneladani nabi Muhammad SAW.
Namun itu persoalan para petinggi yang saking tingginya saya tidak pernah temui. Pandangan saya pribadi sebetulnya sangat positif dengan momen maulid ini, meskipun ada beberapa tradisi yang saya kira berlebihan dalam merayakannya.
Acara masjid, saling mengundang zikiran
Setiap dusun pasti selalu mengadakan acara zikiran di masjid, dan tiap-tiap dusun tersebut menentukan tanggal “maulid nabi mereka” masing-masing, hal ini bertujuan agar beberapa pemuka agama atau orang-orang yang dinilai berpengaruh dalam suatu dusun dapat menghadiri acara masing-masing dusun. Untuk yang ini saya kira sangat positif, ada zikir dan doa bersama berkaitan dengan maulid nabi Muhammad SAW.
Acara masing-masing keluarga, mengundang kuliner
Yang paling populer dan ditunggu-tunggu, antar kepala keluarga saling mengundang, baik kerabat jauh, kenalan, maupun rekan kerja untuk datang berkuliner, menyantap hidangan-hidangan yang telah disiapkan oleh tuan rumah.
Ada positifnya juga ada negatifnya, positif karena dengan begitu secara tidak langsung lebih mempererat tali silaturrahmi antar sesama, yang sudah lama tidak ketemu bisa ketemu.
Berbicara masalah hidangan, namanya sifat manusia, selalu berusaha menampilkan hidangan se-enak enaknya, mungkin gengsi. Tidak jarang ada yang agak memaksa dengan cara apapun agar dapat menampilkan hidangan ke tamu-tamu mereka, menghabiskan tabungan, berhutang, dan lain sebagainya.
Dalam konteks nilai dari maulid itu sendiri sebenarnya ini sudah tidak berkaitan, hubunganya makan-makan dengan peringatan kelahiran nabi Muhammad SAW? Karena itulah beberapa kalangan menganggap perayaan maulid nabi itu adalah sesuatu yang berlebihan, masuk akal juga mengingat ada beban materi maupun mental yang ada dalam 1 lingkup dusun, mungkin saja merasa tidak enak dengan tetangganya, dan lain sebagainya.
No, I don’t care about
Yang menilai itu boleh atau kurang tepat tapi sebenarnya saya tidak terlalu peduli, saya tidak mengutamakan dan menjadikan hal tersebut patokan, melainkan mengenai keluarga besar saya. Saya selalu menantikan momen maulid setiap tahunnya karena paling tidak dalam sekali seahun tersebut semua keluarga dan kerabat dekat saya berkumpul dalam satu tempat secara bergantian.
Silsilah keluarga besar saya tersebar di tempat / dusun yang berbeda, antara lombok barat dan lombok tengah. Diantara kita masing-masing memiliki tanggal untuk merayakan maulid yang berbeda. Setiap ada yang di tempatnya merayakan maulid, kita semua berkumpul di tempat tersebut, hal yang sama berlaku ditempat yang lainnya.
Saat itu kita zikir dan doa bersama, memasak, menyiapkan alat dan bahan, dekorasi, foto-fotoan, bercanda, dan lain sebagainya. Saya selalu berterima kasih kepada Allah SWT telah diberikan/ditempatkan di keluarga yang seperti ini 😀