Coretan,  macOS

Review Apple MacBook Pro

Apple MacBook Pro
Apple MacBook Pro

Singkat cerita, saya memutuskan untuk meminang Laptop* ini adalah karena sering merasa galau melihat laptop sebelumnya yang lesu saat dihadapkan IDE tertentu. Hal tersebut tidak jarang membuat mood ngoding berkurang bahkan lenyap. Setelah beberapa hari melakukan research, baik dari segi spesifikasi maupun harga akhirnya pilihan jatuh pada MacBook.

Sebetulnya ada beberapa indikaror yang paling penting bagi seorang kuli IT dalam memilih pasangan hidupnya, diantaranya Processor, HDD, RAM, dan OS. Processor dan RAM tidak bisa terelakan karena akan menentukan seberapa cepat sebuah software akan dieksekusi nantinya ketika dijalankan. HDD juga berperan penting dalam kaitannya dengan baca atau tulis data pada storage. Lantas OS (Operating System) ? Sejauh ini hanya perangkat Apple yang memiliki dedicated OS, dimana OS dan perangkat yang dikembangkan saling mendukung satu sama lain.

macOS Sierra
macOS Sierra

Sejak 5 tahun terakhir saya menggunakan Ubuntu Linux sebagai OS primary saya di laptop Lenovo, tidak jarang saya mendapati masalah kompatibilitas terhadap beberapa hardware yang ada pada laptop Lenovo belum disupport oleh OS Ubuntu Linux. Akhirnya pada bulan april 2015 merupakan bulan saat pertama kali saya mendapatkan produk Apple pertama, yakni MacBook Pro Mid 2014. Seri “Pro” menandakan peningkatan kemampuan dalam pemrosesan (processor) jika dibandingkan dengan MacBook versi biasa ataupun MacBook Air.

Standard for Developers

Dengan kecepatan clock processor sebesar 2.6GHz dan RAM 8GB saya rasa tidak akan ada masalah saat menjalankan IDE sekelas Android Studio beserta emulator-nya.

Battery is Swesome

Bisa dibayangkan sudah berapa LOC yang dihasilkan selama ~8 jam? Setidaknya jika pemakaian normal pemakain bisa sampai segitu, karena batrai yang tertanam didalamya 71,8 watt-hour LIPO. Disisi lain OS juga memiliki peran penting dalam efisiensi daya, sehingga tidak heran MacBook dapat bertahan selama itu.

Dedicated Operating System

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Apple mengembangkan hardware dan OS dengan kompatibilitas penuh. Bisa dipastikan tidak satupun komponen hardware yang terlewat driver atau firmware-nya.

 

*Abaikan kondisi pengambilan foto MacBook diatas, buru-buru capture untuk keperluan post ini 🙂

Tinggalkan Balasan