Terapan Tool Industri Dalam Dunia Akademik
Di dunia industri perkembangan teknologi sangat pesat. Ekosistem yang ada saling mendukung antara satu dengan yang lain, baik dari segi software (aplikasi) maupun dari segi metode (prosedur).
Kurang lebih 5 tahun lalu saya masih berseliweran dengan dunia teknis, namun saat ini mulai banyak beraktivitas di dunia akademis. Sebagai tambahan informasi bahwa tool yang disinggung dalam tulisan ini menyesuaikan dengan waktu penulis, bisa jadi beberapa tahun setelahnya terjadi pergeseran fungsi atau bahkan tool tersebut tidak aktif lagi.
Banyak yang masih memegang ego tersendiri, antara kubu yang merasa mampu tanpa perlu menempuh pendidikan lanjut, dengan kubu yang merasa pendidikan lanjut memiliki peran besar terhadap dunia kerja. Namun kedua kubu sejatinya saling membutuhkan satu sama lain, saling menunjang.
Seorang engineer tidak akan dapat berkembang lebih jauh tanpa menggunakan metode riset, begitu juga sebaliknya dengan akademisi. Seorang peneliti tentu akan menghadapi kesulitan dalam implementasi hipotesis tanpa memiliki kemampuan teknis.
Sejauh ini saya melihat ada persamaan rutinitas antara kedua dunia tersebut, sehingga tidak menutup kemungkinan dalam kesehariannya dapat memanfaatkan kelebihan satu dengan yang lainnya.
Tulisan kali ini saya akan coba fokus dari sisi akademik, beberapa tool yang sering digunakan di industri yang sangat membantu jika diterapkan dalam dunia akademik.
Google Ecosystem
Ada yang mengatakan bahwa saat ini Google lebih baik dalam mengenal anda, dibandingkan dengan diri anda sendiri. Tidak heran jika ada yang sampai mengatakan demikian. Hal tersebut karena dengan terhitungnya layanan yang disediakan Google (dengan gratis) untuk kita gunakan dalam aktivitas pribadi sehari-hari. Mulai dari pencarian, smartphone, browser, dan lain sebagainya.
Dalam keseharian akademik, layanan seperti Google Docs, Google Sheet, dan Google Presentation sangat bermanfaat di era yang serba internet seperti yang kita jalani saat ini.
Menyingkat Alamat URL
Branding menggunakan URL sangat signifikan, meskipun tidak terlalu diperhatikan, baik membantu dalam mengingat suatu alamat website maupun untuk keperluan promosi.
Tentu, fungsi utama dari URL Shortener adalah untuk mempersingkat alamat URL yang tadinya panjang menjadi lebih singkat. Dengan membuat URL yang lebih singkat kita jadi lebih mudah untuk mendistribusikan URL tersebut, mudah diingat, mudah dikenali, dan lain sebagainya.
Unik, dan mudah diingat.
Poin ini tentu akan menjadi nilai lebih dalam hal branding. Sesuatu yang sifatnya unik akan dapat melekat di ingatan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan hal yang biasa-biasa saja.
Sejauh ini saya baru menggunakan URL Shortener untuk dua keperluan, di kantor (s.lrsoft.id) dan di kampus (unr.am).
Memantau Traffic
Secara teknis, mencocokkan URL unik dengan yang sebenarnya memerlukan wadah untuk penyimpanan data. Aktivitas pencocokan ini dapat dimanfaatkan untuk merekam aktivitas lainnya, misalnya sudah berapa kali URL tersebut diakses, dari sumber mana saja URL tersebut ditemukan, dan beberpa informasi lainnya.
Bagi teman-teman yang fokus pada blogging, memantau traffic cukup bermanfaat karena dapat digunakan untuk melakukan optimasi konten. Misalnya jika ditemukan URL yang tingkat klik nya rendah, kita bisa fokus untuk lebih memperbaiki konten pada URL tersebut.
Mengganti Webuzo dengan CentOS Web Panel
Setelah beberapa tahun terakhir aktif menggunakan Webuzo, tiba saatnya move on kepada software lain. Kali ini tempat singgah berikutnya adalah CentOS Web Panel (CWP). CWP merupakan panel control untuk kebutuhan website pada server dengan distro CentOS.
Dengan banyaknya domain yang terdistribusi dalam beberapa server LRsoft, proses migrasi mungkin akan memakan banyak waktu. Tapi setidaknya proses ini hanya dilakukan sekali untuk jangan waktu yang panjang berikutnya.
Beberapa data yang perlu dimigrasi adalah file system, yakni semua script dan data lainnya yang berkaitan dengan sistem. Berikutnya adalah database, merupakan gudang data inti dari aplikasi atau web. Dan terakhir adalah DNS function, termasuk MX dan CNAME records.
Record MX untuk menentukan mail server yang digunakan jika layanan tersebut berada di luar server (Google, Yandex, dan lain sebagainya). Kemudian CNAME hanya merupakan alias untuk beberapa fungsionalitas address. Ada beberapa hal yang membuat saya akhirnya menjatuhkan pilihan pada CWP dibandingkan web panel lainnya.
Mengobrol Sepuasnya dengan Paket Nelpon Simpati
Simpati merupakan salah satu produk Telkomsel yang diluncurkan pada tahun 1997. Memasuki tahun 2000-an, muncul Simpati Nusantara, kartu GSM pertama di Asia. Awalnya, produk tersebut hanya bisa diaktifkan di area pendaftaran. Harganya pun tergolong mahal, sekitar Rp250.000. Saat itu, pengguna mendapatkan 11 digit nomor SIM card.
Seiring dengan perkembangan teknologi, Telkomsel pun memperluas jaringan Simpati. Sinyalnya menjangkau hingga ke pelosok tanah air. Lebih dari 140 juta orang menggunakan operator ini. Karena itulah, Telkomsel berupaya memberikan layanan terbaik untuk pelanggan setia Simpati, salah satunya lewat paket nelpon.
Jika Anda suka menelepon dalam waktu lama, manfaatkan paket nelpon Simpati. Bisa dengan cara membeli paket pulsa Simpati di Traveloka. Agar bisa membeli paketnya, jangan lupa untuk cek terlebih dahulu sisa pulsa Anda. Cara cek pulsa Simpati yang paling mudah juga bisa Anda lihat di halaman tersebut. Selain mudah dan cepat, harganya juga murah. Pun bebas pajak dan biaya transfer. Nah, sebagai rujukan, berikut opsi paket yang bisa dipilih.