Beberapa hari yang lalu ada email masuk yang berisi permohonan aplikasi Internship di perusahaan kami, sebetulnya biasa saja namun sedikit terkejut karena applier-nya kelihatannya bukan berasal dari Indonesia. Setahun terakhir ini kami memang menerima beberapa mahasiswa untuk program Internship di perusahaan kami, namun yang masuk hanya dari program akademik wilayah NTB.
Awalnya sempat bingung ketika iseng-iseng liat daftar transaksi bulan ini di Bank BRI, mata saya terpaku pada beberapa detil transaksi dengan nominal debet yang relatif sama. Beberapa saat saya baru sadar ternyata itu adalah tarif untuk transaksi yang pernah saya lakukan (ATM, Internet Banking, dan Mobile Banking), meskipun antara sesama nasabah BRI.
Sejak tahun 2013 saya secara resmi membuat website untuk client secara profesional dengan landasan legalitas yang sah. Kala itu izin CV. LRsoft baru saja kelar. Sampai 2 tahun terakhir ada puluhan website dan beberapa online system yang telah saya buat, bahkan sampai sekarang masih dikelola.
Mengembangkan CMS sendiri? Kenapa tidak!
Bagi advanced developer, khususnya dibidang web, tidak ada kata lelah untuk inovasi. Selalu saja ada hal-hal baru yang ingin dibuat atau dikembangkan. Saya masih ingat ketika pertama kali belajar tentang pemrograman web, mudah dan banyak referensi. Meskipun lambat laun ternyata menyadari bahwa prospek bisnis dan tingkat penetrasi terhadap web saat ini sangat tinggi.
Dalam konteks website, setiap website mestinya dibangun dengan menjalani beberapa tahapan, mulai dari analyst, design, sampai production. Hal tersebut berlaku untuk 1 website, bisa dibayangkan jika anda akan mengembangkan 5 project website atau lebih dengan terus menerus menggunakan tahapan yang sama? Dari situlah muncul ide untuk membuat sebuah framework (kerangka kerja) dengan tujuan untuk memudahkan seseorang yang ingin mengembangkan website atau web system lebih dari satu kali, atau yang saat ini lebih kita kenal dengan CMS (Content Management System).
Bagi para olshoper pasti sudah tidak asing lagi dengan kedua situs jual beli tersebut. Selain karena iklannya nongol dimana-mana, kadang juga bisa saling melengkapi. Ketika barang yang dicari tidak ada di Tokopedia ternyata ada di Bukalapak, begitu juga sebaliknya. Beberapa pelapak juga lebih nyaman berjualan di salah satu tempat, namun tidak sedikit yan menggunakan keduanya sekaligus. Itu semua sah-sah saja, tidak ada masalah, wong keduanya sama-sama free kok 😀
Beralih dari pelapak ke penyedianya, baik Tokopedia dan Bukalapak sama-sama menggunakan model pembayaran yang sama, tentu kedua platform tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Salah satunya dalam response time atau jeda waktu dalam konfirmasi pembayaran. Kebetulan saya pernah menggunakan kedua platform tersebut, dan kali ini saya akan membandingkan jeda waktu dalam konfirmasi pembayaran yang telah saya lakukan.
$arr = array(
'2012' => array(
array(
'no' => 1,
'nama' => 'satu',
'ket' => '...'
),
array(
'no' => 2,
'nama' => 'dua',
'ket' => '...'
),
array(
'no' => 3,
'nama' => 'tiga',
'ket' => '...'
),
),
'2014' => array(
array(
'no' => 11,
'nama' => 'sebelas',
'ket' => '...'
),
array(
'no' => 12,
'nama' => 'dua belas',
'ket' => '...'
),
array(
'no' => 13,
'nama' => 'tiga belas',
'ket' => '...'
),
)
);
foreach( $arr as $k => $a )
shuffle( $arr[ $k ] );
print_r( $arr );
Sedikit review mengenai layanan internet dari XL, salah satu provider internet yang paling sering saya gunakan. Selain murah juga koneksinya lumayan cepat, namun meski demikian tidak jarang juga saya mendapatkan kendala dikarenakan jaringan internet yang saya gunakan.
Hari ini dapat reward dari Telkom berupa ponsel dari point selama menggunakan kartu Flexi prabayar. Hal tersebut dikarenakan telkom akan menghentikan layanan Flexi mereka dan melakukan upgrade bagi pengguna yang sejak dulu menggunakan layanan flexi (CDMA) ke layanan Telkomsel As (GSM).